29 Jul 2016

Edukasi Gizi dimulai Dari Rumah

"Ibu boleh berkarir di luar rumah, namun tak boleh abai terhadap asupan anak-anaknya. Boleh saja di kantor punya jabatan tinggi, tapi di rumah tetap harus bersedia mengurus anak" Hal ini disampaikan Mentri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K) pada Dialog Nasional - Generasi Terselubung Menuai Generasi Hilang, Bagaimana Peran Perempuan Indonesia ?
Mentri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K) pada Dialog Nasional - Generasi Terselubung Menuai Generasi Hilang, Bagaimana Peran Perempuan Indonesia ? tanggal 27 Juli 2016 - dokumentasi pribadi
Acara yang berlangsung di Gedung Sujudi lantai dua, dihadiri lintas sektor, institusi Pendidikan, Pendidikan Tinggi Kesehatan, Pelaku Dunia Usaha, NGO, Komunitas dan masih banyak undangan lainnya termasuk Jurnalist dan Blogger.
Pada tahun 2025 - 2035 Indonesia akan mengalami bonus Demografi, pada masa itu usia produktif jumlahnya relatif besar.  Pada rentang tahun tersebut, diharapkan kelompok usia produktif bisa mengayomi generasi usia lanjut.
Anak-anak yang masih kecil di masa sekarang, akan menjadi motor pada tahun tahun tersebut. Maka orang tua saat ini harus mempersiapkan, agar anak-anak harapan bangsa bisa tumbuh dengan baik. Saat ini adalah opportunity sangat penting, untuk membentuk generasi yang berkualitas.
- Mendadak  Saya Membayang ! - Apa yang dikonsumsi anak saat ini, dampaknya akan terasa saat anak usia 20 - 30 tahun -
Sisi Intelektualitas, spiritualitas dan mentalitas memang penting, namun jangan lupa masalah asupan anak-anak harus juga diperhatikan. Tak dipungkiri bahwa badan sehat juga berpengaruh, pada daya pikir anak terhadap masukan- masukan positif.
"Saat ini Kemenkes koordinasi dengan Kementrian Agama, untuk anak usia siap menikah khususnya. Sebelum menikah memang penting dibekali nasehat tentang agama, tetapi juga harus dibekali pengetahuan tentang apa yang disebut keluarga, apa yang disebut dengan reproduksi. Sehingga mereka paham dan bertanggung jawab, tidak hanya hamil dan melahirkan saja. Tetapi bagaimana bisa melahirkan genarasi yang berkualitas, sanggup menghadapi tantangan ke depan. Selain itu juga sehat, tercukupi asupan protein vitamin dan asupan lain yang dibutuhkan tubuh" sambung Ibu Menkes.
Asupan untuk anak-anak dimulai sejak balita, dengan pemberian ASI Ekslusif. Gerakan 1000 hari kehidupan perlu mendapat perhatian, yaitu sejak  hari lahir sampai dua tahun. Anak-anak yang mendapat ASI genap 2 tahun dan pemberian makanan tambahan, berpeluang mendapatkan daya tahan tubuh yang bagus. Apalagi ASI sangat terbukti manfaatnya, zat di dalam ASI tidak akan terganti oleh apapun.
Setelah anak masuk masa sekolah, asupannya tidak hanya diperhatikan di dalam rumah. Tak kalah penting saat disekolah, anak harus mendapat asupan yang baik pula.
- Saya jadi ingat kasus Arya Permana -
Anak berusia 10 tahun, tapi sudah memiliki bobot tubuh seberat 190 kg. Kalau membaca berita, pola makan Arya sangat tidak bagus. Makan mie instan melebihi porsi, juga minuman kemasan yang terlalu banyak. Otomatis jumlah asupan terlalu banyak, tak diimbangi dengan kalori yang keluar (lebih sedikit)
Peran ibu sangat penting, musti rajin mencari informasi (baca mengedukasi). Tentang mana makanan sehat dan mana yang membahayakan, mengingat anak seusia Arya masih tahap pertumbuhan.

Peran Perempuan dalam hal ini  seorang Ibu bisa dijabarkan
  • Mempraktekkan pemberian gizi seimbang kepada anak dan keluarga
  • Meningkatkan pengetahuan keluarga/ masyarakat tentang praktek praktek pemberian makanan bergizi  dan Perilaku Hidup Bersih
  • Berperan aktif dalam menghilangkan budaya/ praktek pemberian makanan tidak benar.
  • Berperan aktif dalam memberikan pendampingan kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu baduta dan balita.
Mentri Kesehatan RI Menghampira anak-anak dari YPAC - dokumentasi pribadi
Ada yang unik saya dapati dalam goody bag, sebuah lunch box menjadi oleh-oleh peserta Dialog Nasional ini. Ternyata pihak penyelenggara acara memiliki tujuan mulia, agar lunch box ini bisa dijadikan tempat bekal anak ke sekolah.
Anak- anak pergi ke sekolah, musti dibiasakan membawa makanan olahan ibunya sendiri. olahan ibu di rumah, tentu terjamin kebersihan dan kandungan gizinya.
Kalau anak memaksa jajan di sekolah, sebaiknya ibu jeli melihat jajanan tersebut.
Nah , ada beberapa indikasi jajanan tidak sehat :
  • Kotor tidak tertutup; akibatnya sakit perut, Demam, Diare, Muntaber Typus Kolera, Desentri dll
  • Warna Indah Menyolok : Akibatnya kerusakan hati, Paru, Otak, Usus, Lambung, Ginjal dll
  • Kenyal Awet Menyolok ; Akibatnya kerusakan hati, Paru, Otak, Usus, Lambung, arah, Ginjal dll
  • Terlalu Gurih atau Manis : Akibatnya Kanker Otak.
Sebaiknya orang tua, memilih jajanan yang mengandung hal-hal di bawah ini.
- Protein : sebagai sumber kecerdasan, kekebalan dan pertumbuhan
- Lemak :  Sebagai sumber Kecerdasan dan kekebalan
- Karbohidrat : Sumber Energi, Kekuatan, Tenaga
- Vitamin Mineral : sumber Kesehatan, Kebugaran, Kekebalan.

Seorang ibu tidak bisa melakukan sendiri, harus didukung oleh peran ayah mengatasi masalah ini. Selain edukasi yang diberikan pada ibu, sebaiknya juga diberikan pada remaja putri. Kelak gadis yang beranjak dewasa inilah, akan menjadi ibu yang melahirkan generasi penerus bangsa.

Yuk kita mulai aware pada makan sehat, dimulai dari diri dan rumah sendiri (salam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA