27 Mar 2015

Menempuh Onak Duri, Hingga ke Abon Jambrong Unia


Abon Jambrong Unia (dokpri)

Perjalanan kehidupan manusia sangat dinamis, drastis naik pun turun tanpa dinyana. Bisa saja suatu saat berada di atas berjaya, selang beberapa waktu  jatuh tersungkur. Semua skenario dipersembahkan Sang Pencipta, tak ada yang sia sia bagi manusia itu sendiri. 
Kita mahkluk istimewa dianugerahi akal dan budi, mampu dan dimampukan melampui segenap peristiwa kehidupan. Mengambil hikmah dari setiap keadaan, bertransformasi menjadi fitrah diri yaitu sebagai makhluk mulia. 


Adalah Okto Melandana akrab disapa Mas Dana, dan Nurul Husnia atau Uni Nia. Sepasang suami istri gigih dan kompak, bergandengan erat dalam pasang dan surut kehidupan.
Mas Dana pernah mengenyam S1 Ekonomi Universitas terkemuka, melanjutkan S2 di negeri Kanguru. Pernah menjadi orang kantoran dan merasakan posisi "kursi empuk", karir pernah dirintis di perusahaan Securitas dan beberapa perusahaan lain. 
Sebagai Financial Planer handal dan mumpuni, pundi pundi penghasilan cukup menggiurkan. Kemudian mencoba berbagai bidang usaha, mulai dari periklanan, property, dan bidang lainnya. Aktif di sebuah komunitas berkaitan dengan otomotif, juga mensupport istri yang juga merintis usaha selimut.
Beberapa kali nasib baik tak berpihak, ditipu mentah mentah oleh kolega. Bisnisnya di bidang porperty, menyebabkan Mas Dana berurusan dengan pajabat. Sang oknum  melorotin isi kantong, berlaku curang dan lepas tangan ketika masalah datang. Bertubi tubi jatuh dan bangun dialami, menjadikan mental Mas Dana lebih perkasa.
Hingga datang Ramadhan tahun 2014, Mas Dana meleburkan diri dalam khusyu ibadah. Bulan suci menaburkan tak terkira keberkahan, membawa pada detik penuh permenungan diri. Hingga sepuluh hari terakhir, saat setiap kaum muslim berharap malam yang lebih baik dari seribu bulan. Mas Dana menyongsong dengan tekad, memasrahkan diri sepenuh jiwa utuh. Pencerahan dialami lelaki tangguh ini, hingga menggiring pada sebuah insting bisnis baru.
*****

Sebagai warga yang tinggal Depok, sudah tak asing dengan masakan jambrong. Makanan khas betawi depok, diolah dengan mencampurkan bawang merah, bawang putih, cabai dan rempah alami. Ikan jambrong memang kalah populer, dibanding dengan ikan gabus, jambal atau teri. Penulis saat memposting foto kegiatan blogger hangout, ada teman di medsos bertanya "Kok namanya Jambrong". Begitu saya jelaskan jambrong sejenis ikan, rekan di FB segera membalas comment. "Apa temannya ikan baronang", ujarnya tak serta merta paham. 
Suasana di dapur Abon Jambrong (dokpri)

Upaya memperkenalkan dilakukan Mas Dana dan Uni Nia, sehingga Jambrong dikenal lebih luas dan naik kelas. Agar produk dapat diterima konsumen, perlu menyesuaikan dengan selera masyarakat. Jambrong sendiri rasanya asin, agar lebih bervariasi diciptakan pilihan. Dengan menambahkan cabai di dalamnya, kini Jambrong mempunyai dua varian yaitu original dan rasa pedas. Karena bentuknya tercacah campuran ikan jambrong, bawang merah dan bawang putih dan cabai untuk yang pedas, maka disematkan nama abon di depannya. Masyarakat yang mengidentikkan nama abon, dengan suwiran halus daging sapi pasti dibuat sedikit kaget.
Husnia yang berasal dari daerah Sumatera Barat,  sering dipanggil dengan sebutan Uni Nia. Menjadi alasan dipakainya nama, Abon Jambrong Unia . Tersedia dalam dua kemasan berat 50 gram dan 150 gram, dengan ketahanan rata rata dua bulan dalam suhu ruangan.
"Kalau dimasukkan kulkas bisa lebih" ujar Mas Dana
Pada awal pemasaran dilakukan lewat media sosial, responnya sangat cepat dari follower. Para pemesan bersikeras tak mau diberi gratis,  kemudian dipatok harga 25 ribu per pack ukuran 150 gram. Produksi terus mengalami peningkatan, awalnya 20 pack, kini bisa 70 - 80 pack sekali produksi. Bahkan dalam masa produksi satu bulan, bisa dihasilkan 1.000 - 1.500 pack.
Abon Jambrong Unia dijamin Tanpa MSG dan Tanpa Pengawet, gurihnya asli diperoleh dari racikan bumbu alami. Ketika Uni Nia pulang ke kampung halaman, dibawa Abon Jambrong buatannya. Sang penerima girang, melontarkan kalimat "wah bisa jadi oleh- oleh Jakarta" . Hingga tercetus tagline yang unik, "OLEH-OLEH KHAS JAKARTA & DEPOK"
****
Blogger di acara Blogger Hangout Abon Jambrong Unia (FB Mas Dana)

Abon Jambrong Unia membuka peluang usaha reseller makanan ringan , mengajak kerjasama dengan sistem yang saling menguntungkan. Dengan modal relatif kecil sebesar Rp 450 ribu, calon reseller berhak mendapat 20 pack Abon Jambrong Unia kemasan reguler. Pembelian berikutnya minimal 6 pack, untuk tetap mendapatkan harga reseller. Peluang usaha rumahan dengan modal kecil, tentu bisa dikerjakan siapa saja tanpa keahlian khusus.
Keuntungan yang didapatkan banyak, Abon Jambrong Unia menerapkan sistem one price agar tak terjadi perang harga.  Mendapatkan prioritas promosi, kepada konsumen di wilayah reseller. Setiap reseller akan dipromosikan, melalui jaringan media online yang dikelola Abon Jambrong Unia.
Belum genap satu tahun usia home indutri ini, telah memiliki reseller di Giant Lebak Bulus, Pasar Mayestik, Kedai Ketan Susu, Restorant Riung Sari, setiap minggu membuka lapak di pasar kaget jalan Juanda Depok dan Pulomas. Bahkan produk Abon Jambrong Unia, sudah melanglang hingga Singapura, Sydney, kanada, Jepang, New York, Paris.

4 komentar:

  1. Cepat amaaatt, udah posting aja mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo Mbak Maya, heheee
      kebetulan saja :)

      Hapus
  2. kerennn mas agung reportasenya..terima kasih ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Mbak Ika.....
      saya beruntung bisa bergabung di Blogger Hangout
      Banyak Ilmu saya dapati
      salam :)

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA